Bau tembakau. Bau politik. Bau sastra. Bau pembawa acara di TV. Bau kopi. Bau roti. Seolah diaduk-aduk menjadi satu adonan dalam satu ruangan Phoenam. Bicara-bicaranya tak ada berbisik. Semuanya lantang. Tertawa gila. Berdebat laknat. Mulut-mulut tidak bisa diam melapal matra. Diselingi siraman rohani dari kopi, dan hisapan racun dunia.
Inilah Phoenam, sebuah terminal, sebuah persinggahan sementara para pengelana Jakarta. Di tempat inilah Anda bisa menikmati suasana warung kopi yang hidup. Anda bisa menelan panas-panas hitamnya kopi pahit, manis-kecutnya kopi susu dan lembutnya roti bertabur keju. Di sini Anda bisa membunuh kegalauan hidup yang melanda sepanjang bulan, dan bicara sampai berbusa dan kehabisan kata. Kemudian diam, dan pulang dengan hati senang, perut kenyang.
Silakan, datanglah ke sebuah terminal, sebuah persinggahan yang tak pernah sepi. Phoenam, sebuah warung kopi di Jalan KH. Wahid Hasyim St. No. 106
Selamat ngopi-ngopi:)
“sonofmountmalang”