Tidak terasa. Saya berkantor di Jakarta Barat sudah hampir dua tahun. Tidak banyak yang bisa dinikmati di daerah ini. Pemandangan di arah barat itu hanya berupa deretan tower-tower provider dan perumahan penduduk. Jika hujan, semuanya menghilang. Yang terlihat hanyalah bayangan-bayangan tipis atap penduduk, dan potongan-potongan tower pun hilang ditelan pekatnya hujan. Namun, ketika senja merekah, di pemandangan barat ini menyuguhkan sedikit keindahan, meskipun terhalang jutaan tower. Setidaknya, saya bisa menikmati saat-saat senja. Yah, lumayanlah untuk menggalaukan kehidupan, supaya terlihat lebih ababil dan muda.
Sementara di arah selatan juga saya hanya perumahan penduduk. Sesekali terlihat segumpal gunung biru saat cuaca sedang cerah minus polusi. Di sebelah utara lebih tidak menarik lagi. Tidak ada sesuatu pun yang bisa dilihat.
Bagaimana dengan arah timur? Di sinilah saya bisa melihat barisan gedung di ujung mata. Terbentang dari utara hingga selatan. Seperti benteng raksasa menjulang menyentuh awan. Jika kerja hingga pagi buta, saya bisa melihat matahari menyeruak dari balik gedung. Perlahan menyalakan kota Jakarta. Jika sore, saya bisa melihat lampu-lampu gedung mulai menyala. Dan jika hujan jatuh cinta pada matahari, seutas pelangi akan membungkuk sejenak dari utara hingga selatan, satu lantai pun gempar memadati balkon. Satu orang pasti akan berucap,”Allahu Akbar” kemudian berfoto dengan latar belakang pelangi yang kian menipis.
Rupanya, ada hal yang layak untuk dinikmati di tengah kepadatan kota Jakarta, dari balkon lantai lima memandang lautan rumah dan barisan gedung, yang acapkali menghadirkan keindahannya sendiri, dengan cara yang sederhana, tentunya.
Sebagai bentuk penghargaan, saya akan mencoba membuat project “ONE DAY IN JAKARTA” di blog ini. Sekedar mengabadikan kehidupan Jakarta dari lantai lima. Hujan, pelangi, senja, matahari terbit, kelamnya malam, polusi dan apa saja, akan saya abadikan di kamera dan mem-posting-nya di sini.
Dan sebagai bahan percobaan, inilah Jakarta kemarin. Dari pagi sampai larut malam.
Selamat menikmati Jakarta dari lantai lima Graha Tedja.
Jakarta 7 PM. Hujan sudah reda.
Jakarta 9 PM. Mari pulang. Jakarta sudah tertidur.
“sonofmountmalang”