Rute saya setiap pagi melewati Sabang 16 Coffee Shop, tapi belum pernah mampir dan merasakan nuansa atau pun makanannya di dalamnya. Pernah masuk ketika Kopitiam Oey penuh, eh Sabang 16–nya penuh. Demi rasa penasaran, saya pun kembali meniatkan diri masuk ke dalam. Kebetulan jam tujuh pagi suasana di dalam sedang kosong melompong.
Yuk! Kita intip di dalamnya ada apa saja. Suasana di dalam cukup hangat dengan sofa merah panjang. Foto-foto Soekarno memenuhi dinding. Barang-barang dan produk jadul di pajang di lemari kecil.
Bagaimana dengan menunya? Menunya tidak selengkap dan seberat Kopitiam Oey, namun cukup untuk mengisi perut di pagi hari. Ada Indomie rebus telor bakso, Kentang Goreng, Roti Panggang Srikaya dan satu yang saya suka., yaitu pilihan kopi di Sabang 16 ini lumayan banyak. Ada Sidikalang, Sumatera Lintong, Papua Nabire, Aceh Gayo dan Toraja Kalosi. Kopinya disajikan dalam dua cara. Menggunakan French Press atau tubruk. Menggunakan French Press lebih segar. Kopi rekomendasinya Sidikalang, Papua Nabire dan Aceh Gayo. Dinikmati dengan French Toast empuk dan tebal. Keduanya menghasilkan harmoni unik di lidah, segarnya rasa pahit dan lembutnya rasa manis di mulut. Ibarat Vivaldi berdiri satu panggung dengan musisi yang membawakan hardrock, punkrock, bahkan cadas sekali pun. Mini konser di lidah ketika matahari baru mencuat dari balik bangunan jalanan Sabang. Pagi yang ideal untuk memulai sebuah perburuhan sampai subuh.
Jika berminat dengan segarnya kopi kebanggaan negeri sendiri, silakan langsung nyelonong ke Sabang 16 Coffee Shop, samping Kopitiam Oey.
Selamat mengopi!





“sonofmountmalang”