
Kemarin,
menjelang bedug terpukul,
surya sudah mulai meredup di kaki langit.
Seminau melalak,
menjilat-jilat serangkaian selupat awan,
mengobarkan napsu kepada dunia,
kepada mereka yang sedang terapung-apung
dimabuk candu dari cinta yang transendental.
Mereka semua sedang mengicaukan senja.
Kalakian,
status-status dan foto-foto terhias di media sosial.
Senja. Senja. Senja.
Ia, kini, menjadi pusaran miliaran mata,
semomenan keerotisan,
serupa dara berlabel Senja,
sepenggal jiwa, sepotong cinta,
yang singgah, lantas luruh digenang keremangan,
selembaran senja terseret gulita.
Untuk Senja,
aku menyandarkan rinduku di sini,
di balik jendela kayu,
hingga kita kembali menyatu.
“sonofmountmalang”