
“Keparat, sir! Keparat!”
Begitu canda sahabat saya ketika ia menirukan celetukan pemilik perahu atau pemandu wisata menawarkan jasa mengantarkan turis asing ke Gua Parat.
Saya diajak Mang Rasyid ke Gua Parat. Sambil berjalan menuju gua, Mang Rasyid terus bercerita. Sesampainya di mulut gua, saya melihat dua makam. Satu makam panjang, satunya lagi makam pendek. Kenapa bisa begitu?
Begini ceritanya. Kaya mau cerita hantu saja.
Jaman baheula banget, gua ini digunakan untuk bertapa atau semedi oleh pangeran-pangeran dari Mesir. Diantaranya ada Pengeran Kesepuluh (Syech Ahmad), Pangeran Kanoman (Syech Muhammad), Pangeran Maja Agung dan Pangeran Raja Sumende. Tuh kan, jangan-jangan Si Embah Jaga Lautan kabur ke gua ini nih. Bisa jadi lho kabur ke gua ini karena sudah tidak kuat melayani tujuh istri. Eh, tidak boleh berprasangka buruk.
Salah satu pangeran, yaitu Pangeran Maja Agung mempunyai empat istri. Weleh! Pada doyan istrinya banyak nih orang-orang Pananjung jaman dulu. Istri yang bernama Dewi Cimilar Putri Jin, mempunyai seorang Putri bernama Dewi Ranggasmara. #apahubungannya.
Pangeran Maja Agung memanggil kedua anaknya, yaitu Pangeran Ahmad dan Pangeran Muhammad. Keduanya ditugaskan untuk mengislamkan daerah Ciamis Selatan. Aneh nih. Kenapa orang-orang Mesir bisa sampai Ciamis ya. Harusnya, meskipun ini legenda, tetap saja ada penelitian secara historinya. Kalau memang iya ada orang Mesir sampai ke Ciamis dan menyebarkan Islam, itu bisa menjadi cerita dan sejarah menarik. Haloh! Sejarahwan Ciamis?!! Gimana ini? #celingaceliguk
Pangeran Maja Agung nih percaya kalau anaknya bisa menjalankan tugas dengan baik. Kan mereka berdua punyai kesaktian dari sepuluh jimat yang disebut Konco Kaliman. Wohhh! Sekarang dimana tuh jimatnya ya.
Karena jimatnya sangat hebat, sampai-sampai Dewi Ranggasmara, anak dari istri lainnya, pernah meracuni dua anak tadi. Katanya sih diracun biar METONG supaya Dewi nih bisa ngambil jimatnya. Untung keburu ketahuan. Dewi pun gagal. Nah, Pangeran Ahmad dan Pangeran Muhammad sebel banget kan tuh mau diracun adik tirinya. Saking sebelnya, kedua anak ini mau merkosa si Dewi. Eh busetttt! Kakak sendiri mau loe perkosa. Apa kata dunia! Si Dewi udah dipegangin, dibuka celananya, dibuka baju dan tinggal narik BH sama celana dalam saja. Eh, pas tinggal bles! *kok kaya cerita bokep ya*
Beruntunglah saat adagen itu keburu ada yang mergokin. Ya gagal deh diperkosa. Padahal dua anak itu sudah menyiapkan Samsung Galaxy Note buat ngerekam adegan perkosaan. Supaya videonya tersebar ke seantero kerajaan. Haaaa?! Loe kata kaya anak jaman sekarang!?? #gilak!
Gagal merkosa adiknya, Pangeran Ahmad dan Muhammad pergi menjalankan tugasnya. Lama tak ada kabarnya tentang kedua anaknya, Pangeran Maja Agung mengutus kakaknya, Pangeran Raja Sumenda, untuk mencari kedua anak itu.
Pangeran Raja Sumenda berangkatlah dari Mesir menuju Ciamis Selatan. Naek apaan sih nih orang-orang Mesir. Masih penasaran saya. Sesampainya di Ciamis, Pangeran Raja Sumenda mendengar gosip, bahwa kedua keponakannya ada di gua. Keduanya sedang bertapa. Lah??! Lagian nih ya dua anak bandel banget. Disuruh nyebarin Islam di Ciamis Selatan, ehhhh malah ngendon di gua. Pemalas ya.
Setelah tahu kedua keponakannya ada di gua, Pangeran Raja Sumenda balik ke Mesir. Dia ngasih tahu Raja Maja Agung, “Gung, gue nemu anak loe tuh berduaan di gua noh. Heran deh sama anak loe. Disuruh nyebarin Islam, malah leyeh-leyeh di gua. Gih loe tengok ndiri.”
Mendengar kabar itu, Raja Maja Agung meluncur ke Ciamis Selatan. Dia pun ikutan bertapa di gua. Haaaa?! Bapak anak sama aja nih. Doyan diem di gua.
Sejak mereka-mereka itulah pada bertapa di gua, maka diberilah gua tersebut dengan nama Gua Keramat. Atau nama lainnya Gua Parat. Jadilah KEPARAT, SIR! KEPARAT!
Secara cerita sih kayanya seru banget ya. Kayanya. Secara nyata, gua ini menarik? Hmmm….! Saya tidak ingin menilai. Biar kalian saja ya. Di dalam gua ini sangat gelap dan guanya cukup besar. Ada batu gendang, ada batu gong, ada stalaktit bentuk titit raksasa dan vagina. Keduanya bersebelahan. Katanya, kalau dipegang, bisa mensugesti pasangan suami istri jadi subur. Oh, saya pikir titit saya bisa jadi raksasa. #eh?
Selain stalaktit, di gua ini banyak lubang. Lubangnya biasa didiami landak dan trenggiling. Kalau lagi lapar, landaknya suka muncul dari lubang. Cukup dipancing dengan suara kresek-kresek. Kebiasaan pengunjung ke Gua Parat ini memberikan makanan berupa kacang ke landak. Jadinya, ya sampah bekas kacang dan kantongnya berserakan. #radatolil
Gua Parat ini berujung di dekat pantai. Guanya sangat besar dan tidak terlalu panjang. Jika masih berminat ke gua-gua di Cagar Alam Pananjung, JANGAN LUPA BAWA SENTER KHUSUS KAMERA! Supaya bisa melihat lebih jelas. Senter yang disediakan pemandu antara niat dan nggak terangnya. Ingat ya, BAWA SENTER yang nyalanya kaya MATAHARI!:p
Sudah ya. Nggak bosen baca terus. Yuk liat foto-foto apa adanya ajalah.










Wah! Cerita serunya Green Canyon semakin dekat ya. Xixixixixixi!
“sonofmountmalang”