
Untuk mempersingkat waktu, supaya bisa segera mengetahui serunya Green Canyon, saya akan langsung me-review 3 tempat sekaligus. Tiga tempat itu adalah Mata Air Rengganis, Gua Lanang dan Gua Miring.
Pertama, saya akan menuju Mata Air Rengganis. Disebut begitu karena dulunya sungai ini milik Raja Mantri. Tuh kan, di Pananjung ini banyak sekali raja pernah berkuasa. Suatu hari nih raja iseng jalan-jalan melihat pemandiannya. Kebetulan juga, Dewi Rengganis lagi bugil sama para pembokatnya di sumur itu. Bugil? Ohhhh! Nooo! Hayuu ngintip kita! #cabul
Dewi Rengganis nih kabarnya putri kayangan lho. Berhubung Raja Mantri juga lagi horny berat melihat gadis cantik bugil di sumur, dia pun iseng mengambil pakaian Dewi Rengganis. Hahahaha! Dasar laki!
Kagetlah Neng Rengganis karena pakaiannya hilang. Ia pun menyuruh pembokatnya mencari, namun ya tetap saja tidak ketemu. Iyalah! Wong bajunya diembat raja. Dewi Rengganis pun sebel, kemudian ia berkata, barang siapa menemukan bajunya, akan ia jadikan saudara bila perempuan dan akan dijadikan suami jika laki-laki. Mendengar kalimat itu, keluar dong tuh Raja Mantri bawa bajunya Dewi Rengganis. Tahulah endingnya seperti apa. Mereka berdua nikah. #genjoott, Tri!
Sejak itulah sumur di tengah hutan ini diberi nama Mata Air Rengganis. Orang-orang di sini percaya, bahwa air ini mengandung khasiat bikin awet muda. Kata sahabat saya, pada bulan-bulan atau malam tertentu, banyak gadis mandi di sini. Dan banyak juga cowok-cowok ngintip dari hutan. Gadis-gadis mandi dengan tujuan dientengkan jodohnya dan sengaja meninggalkan bajunya supaya diambil cowok-cowok. Selain itu, mandi di sini juga bisa bikin awet muda.
Terlepas dari mitos itu, secara ilmiahnya sih masih masuk akal. Air ini dihasilkan dari resapan segala jenis pohon di hutan Pananjung, juga segala jenis akar-akaran. Tidak heran jika pun air ini berkhasiat, karena sudah melewati berbagai tahapan peresapan. Kalian percaya? Saya sih tidak percaya hal-hal mistis. Saya lebih percaya yang sifatnya ilmiah.
Sekarang, kita ke Gua Lanang ya. Konon, gosipnya, GUA LANANG ini merupakan keraton Kerajaan Pananjung. Rajanya bernama Prabu Anggalarang dan Permaesurinya Dewi Siti Samboja yang dikenal juga dengan nama Dewi Rengganis. Raja ini dibantu Patih Aria Kidang Pananjung. Lha? Dewi Rengganis nih kayanya abis kawin sama Raja Mantri, cerai, terus kawin lagi sama Prabu Anggalarang. Supaya orang-orang tidak tahu, dia pun ganti naman jadi Dewi Siti Samboja. Hmmm…! Sejarahwan mana nih sejarahwan! #celingakan
Anggalarang ini rupanya anaknya Prabu Haur Kuning, seorang raja dari kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggang. Anggalarang adalah seorang laki – laki yang gagah dan sakti, sehingga dijuluki “Sang Lanang” dan gua ini merupakan tempat tinggalnya, maka disebutlah “GUA LANANG”
Ribet sekali nih cerita soal raja meraja di Hutan Pananjung. Dari Kerajaan Hindu, Kerajaan Mesir, Kerajaan Islam dan segala jenis mistis-mistisnya. Hutan yang luasnya seribuan hektar ini memiliki banyak legenda, yang kebenarannya masih dipertanyakan. Mungkin dulunya, Pangandaran juga hutan belantara, sama kondisinya seperti Hutan Pananjung. Kepikiran juga sih hidup di 200 tahunan lalu di Hutan Pananjung. Saya pasti sudah jadi raja dengan 100 istri. Haahahhahahahha! Crod sana! Crod sini!
Sementara Gua Lanang sendiri lebih enak memang buat tempat tinggal. Saya mau punya rumah di Gua Lanang. Ditata ala café dengan pencahayaan dramatis. Jadinya bukan tempat wisata, malah buat tempat ngopi. Kenapa tidak? Saya percaya, ke depannya, atas nama UANG, hutan ini pasti hilang. Di sini akan berdiri resort-resort kelas dunia. Dan, memang sih, Hutan Pananjung tempat paling bagus untuk mendirikan resort. Posisinya ada di atas laut dan banyak pantai pasir putih bagus, sungai, juga ada air terjun tawar! Banyak hewan hutan, monyet, oa, lutung, rusa, landak, burung, tonggeret, banteng dan binatang lainnya. Ini, menurut saya, sejumput surga yang harus terus dirawat, dipelihara dan dimenej dengan baik oleh pemerintahan. Supaya, selain menghasilkan pemasukan, juga ada uang untuk pemeliharaan. Saya percaya, kalau SINGAPURA memiliki tempat ini, saya percaya dan berani jamin! Mereka akan menjualnya sebagai tempat wisata hutan berteknologi tinggi dan dijual dengan harga mahal! Tidak hanya dengan uang 9.500 rupiah dan siapa saja bebas melakukan apa saja di dalamnya tanpa banyak tahu ada apa saja dan bisa apa saja, tetapi sesuatu yang bernilai lebih dari itu.
Semoga Mang Rasyid dan pemerintahan setempat lebih AWARE WISATA. Jangan biarkan pendatang-pendatang itu merusak Hutan Pananjung. Sampah dan segala jenis ketidaknyamanan. Semoga saja tempat ini tetap menjadi Hutan Belantara di tengah kota dan menjadi tempat wisata hutan yang menarik. Bukan ala kadarnya, apa adanya. Dan kalau bisa, baiknya bayar di pintu itu sudah sekaligus guide sepaket keliling Cagar Alam Hutan Pananjung sampai gempor. Begitu juga yang masuk lewat Pantai Barat atau Pantai Timur. Jadi, semua yang masuk memang di-guide supaya tidak merusak lingkungan sekitar. Gimana saran AA? AJIBBB! #pret!
Selain tempat yang sudah saya tulis, di Hutan Panajung ini juga masih banyak tempat-tempat seru lainnya. Ada air terjun langsung ke laut, ada sungai, ada treking, ada tempat untuk diving, snorking, ada batu layar. Saya belum mengeksplor semua tempat di Hutan Pananjung. Waktunya tidak cukup. Plus @dwiyuniartid sudah terngesot-ngesot jalannya. Dia sudah gempor naik turun bukit, treking batu-batu dan sungai di tengah hutan.
Kapan waktu deh, kalau ada waktu dan ada niat, saya akan eksplor semuanya di Hutan Pananjung. Termasuk melihat kapal-kapal pesiar tengah malam di puncak hutan.
Gimana? Tertarik? Oh ya, ada yang lupa. Satu lagi yang saya kunjungi, yaitu Gua Miring. Di gua ini tidak ada cerita soal raja, cuma masuknya saja badan kita harus miring dan stalaktit mirip pocong dan kuntilanak. Kurang menarik.
Cukup ya. Segitu dulu soal Hutan Pananjung. Jika penasaran, silakan datang dan eksplor semua yang ada di hutan ini. Saran saya, kalau mau treking, jangan lupa bawa minum, cemilan, sepatu untuk treking dan senter terang, pancingan, tenda, (kali-kali mendadak mau kemping diam-diam).
Selebihnya, yuklah liat foto-fotonya saja. Eh, jangan lupa ya, postingan berikutnya ada GREEN CANYON lhooo. Haahahahha!
Mata Air Rengganis







Gua Lanang







Gua Miring



Sudah siap dengan Green Canyon?
“sonofmountmalang”