
Kurang lengkap rasanya kalau kerjakerja-jalanjalan itu tidak menuliskan hasilnya. Atau, setidaknya, posting hasil jepretan di waktu senggang saat rodi di luar kantor. Yah, lumayanlah sebagai penghibur supaya kamera tidak menganggur-nganggur amat. Sekaligus mengisi kekosongan blog yang sudah libur berhari-hari:))!
Sebelum berlanjut, saya akan berikan sedikit background kerja dalam rangka apa sih. Ini, aslinya, bukan pekerjaan saya. Tugas saya, aslinya, sebagai pekerja kreatif di bagian Above The Line. Biasanya, mengurusi urusan iklan TVC, Iklan Radio, Iklan Print dan materi-materi yang berhubungan dengan materi kreatif Above The Line. Berhubung namanya pelacur kreatif, pada akhirnya apa pun dikerjakan, asalkan menghasilkan uang.
Kali ini saya bertugas menjadi reporter-copywriter untuk program acara Diplomat Success Challenge 2013. Bagi yang pernah baca koran atau nonton TV, pasti pernah membaca tentang program CSR salah satu brand rokok Wismilak Diplomat. Acara ini bertujuan untuk mencari calon pengusaha yang memiliki ide bisnis bagus namun tidak memiliki modal uang. Untuk mencari calon pengusaha dari seluruh Indonesia dibuatlah audisi di tiga region plus Singapura. Tugasnya antara rumit dan sederhana, tapi ambil sederhananya saja ya. Saya bertugas mewawancarai kurang lebih 35 peserta di masing-masing region (Bandung, Surabaya dan Jogja) plus Singapura. Khusus di Singapura, saya mewawancarai 29 TKW dan tiga pekerja profesional aka kantoran. Banyak cerita menarik dari masing-masing TKW, dan rata-rata dari mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu. Menjadi TKW bukanlah cita-cita mereka, namun itulah cara mereka untuk mencari uang lebih banyak. Tidak sedikit juga yang melanjutkan sekolah di Singapur jika kebetulan mendapatkan majikan yang mendukung.
Jika ditanya, rindu Indonesia? Yes! Mereka rindu Indonesia, namun mereka membenci pemerintahan Indonesia yang seenak jidat memperlakukan TKW. Apalagi ketika mereka pulang dan harus berhadapan dengan bagian ‘keimigrasian’ dan saya menangkap raut kebencian terhadap pemerintahan Indonesia. Terkadang, ketika melakukan wawancara, beberapa dari mereka berkaca-kaca, menangis sejenak dan melanjutkan pembicaraan dengan terbata-bata. Saya jadi tidak tega. Hahahah!
Selain kesalutan saya terhadap para TKW ini, juga saya acungkan jempol kepada relawan/mentor/tutor yang meluangkan waktunya untuk memberikan pelajaran lebih kepada TKW di Singapura. Misi mereka sederhana, TKW ini tidak hanya sekedar TKW, tetapi mereka diberikan ilmu dan keahlian lebih. Keahlian apa saja, tergantung mentornya ahli dalam hal apa. Mentor-mentor ini bernaung di bawah “Development Program” dan mereka tidak dibayar. Iyalah, namanya juga sukarelawan.
Menarik atau tidak menarik nih acara KERJA KERJA JALAN JALAN saya di tiga kota dan ngobrol dengan orang dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia, yang memiliki semangat untuk menjadi pengusaha, bukan pekerja seperti saya. Hiyahahahh!
Seru tidak seru, saya akan tetap lanjutkan sih tulisannya hingga kelar sampai ke Grand Final.
Sementara ini akan saya buka dengan foto-foto di Singapur yak!

Kurang menarik ya postingan foto soal Singapura nih. Kalau begitu tunggu Bandung, Jogja dan Surabaya yah.
“sonofmountmalang”