
Kambing itu cuma makan rumput. Ia tidak makan daging, spageti, sushi atau pun makanan-makanan lezat lainnya. Meskipun makannya hanya rumput, daging kambing memiliki rasa khas dan lama-lama saya semakin jatuh cinta dengan daging kambing. Padahal di tahun 2009-an, saya tidak begitu suka kambing. Selain baunya yang aneh, juga rasanya kurang pas di lidah. Namun semenjak mengenal enaknya SATE JONO PEJOMPONGAN dan SATE KIMTEK di Jalan Panjang, lidah saya mulai terbiasa dengan kambing. Dagingnya empuk, tidak berbau dan enak di lidah.
Nah, ditambah lagi dengan mitos enaknya sate khas Jogja, yaitu SATE KLATHAK. Konon, hanya ditusuk jeruji sepeda dan ditaburi garam, rasa satenya segar, juicy, empuk dan dahsyat di lidah.
Saya pun mencobalah SATE KLATHAK. Konon di Bantul itu banyak sekali sate klathak, tapi tidak semuanya dahsyat. Ada beberapa yang sudah masuk list kuliner wajib. Semisal SATE KLATHAK PAK PONG dan mungkin ada nama-nama terkenal lainnya. Karena Pak Pong sudah terlalu biasa, saya mencoba SATE KLATHAK HOROR PAK JONO. Makannya ngampar, minumnya teh panas manis dan rasa satenya, UANJINGG! Inilah salah satu sate kambing terenak yang dimasak dalam kesederhaan dan dimakan dalam kepuasan. ASLI! Ini kambing enak, empuk, tak berbau dan najis! Juicy-nya najis banget! Bikin pengen makan seratus tusuk. Eh, ingat kesehatan dan jarang olah raga, akhirnya terpaksa makan empat tusuk pun harus sudah puas. Meskipun masih tetap berpikir untuk memesan empat tusuk lagi. Hiks!
Tunggu hasil KERJA-TRAVELING di Jogja selanjutnya lagi yak! *mumpung sempat nulis di jeda KERJA-TRAVELING*
“sonofmountmalang”