Desa-desa di Megamendung berselimut kabut dan berpayung mendung.
Desa-desa di Megamendung berselimut kabut dan berpayung mendung.

Megamendung. Namanya rada puitis. Kayanya. Terletak di Bogor, di kaki bagian jari Gunung Gede. Megamendung artinya awan mendung. Mega dalam bahasa Sunda artinya awan. Disebut Megamendung karena menurut cerita, pada jaman dahulu kala, terkisahlah seorang gadis anak penghulu desa, bernama Mega.

Mega memiliki pacar bernama Awan. Mega dari kalangan kaya raya, sementara Awan dari kalangan kismin alias kere. Awan merupakan seorang anak pawang hujan.

Singkat cerita, percintaan dua remaja ini tidak disetujui. Mega dinikahkan oleh bapaknya dengan seorang pengusaha kaya raya. Rencana pernikahan mereka berdua tidak diberitakan kepada Awan. Awan tahu ketika ia datang ke rumah Mega di hari pernikahannya. Awan datang membawa bunga dan iring-iringan keluarganya yang membawa sepasang domba, beberapa tandan pisang, singkong dan sayuran untuk melamar Mega.

Ketika melihat kenyataan super getir itu, Awan marah bercampur sedih dibalut luka dan dibungkus duka dalam. Ia meminta ayahnya untuk membiarkan hujan turun di hari pernikahan Mega. Setiba-tibanya saja, awan tebal menyelimuti daerah di kaki Gunung Gede dan hujan turun sampai berbulan-bulan. Tanpa henti. Tidak ada cahaya matahari sama sekali. Setiap hari, penduduk di daerah itu hidup di bawah bayang-bayang awan hitam.

Karena khawatir akan ada bencana, Mega memutuskan meminta cerai dan seluruh penduduk pun menuntut ayah Mega untuk merestui pernikahan anaknya dengan Awan. Takut jika semua ini menjadi bencana hebat. Namun sayang, ketika Mega bercerai dari seorang pengusaha dan berniat menikah dengan pria tercintanya, ia mendapati rumah keluarga Awan sudah diabaikan oleh penghuninya. Tidak jelas dan tidak ada yang tahu ke mana mereka perginya.

Mega pun berduka dan ia memutuskan tinggal di rumah Awan hingga akhir hayatnya. Jasadnya ditemukan sudah menyatu dengan rumah tersebut yang sudah ditumbuhi pohon, jamur dan berbagai jenis tanaman liar berbunga.

Sejak kejadian hilangnya Awan dan meninggalnya Mega, daerah itu pun setiap harinya tidak pernah lepas dari kepungan awan.

Penduduk setempat mulai menyebut daerahnya dengan sebutan MEGAMENDUNG. Artinya AWAN MENDUNG, daerah atau desa atau wilayah yang langitnya selalu bermendung tebal.

Sekarang, sambil merenungkan cerita itu benar atau tidak, kita nikmati dinginnya mendung di Megamendung sambil menunggu kopi bergolak.

Yuk!

Megamendung
Megamendung tersengar kabut.
Menunggu kopi yuk!
Menunggu kopi yuk!
Dingin bener. Baru nuang kopi udah langsung dingin. Haaaa:p
Dingin bener. Baru nuang kopi udah langsung dingin. Haaaa:p
Kalau lumayan terang, Gunung Gede cukup jelas dari sini.
Kalau lumayan terang, Gunung Gede cukup jelas dari sini.

“sonofmountmalang”

 


4 responses to “Mitos Tentang Megamendung”

  1. kazwini13 Avatar

    Jadi inget batik khas cirebon. Megamendung

    1. sonofmountmalang Avatar

      Jadi pengen ke Cirebon. Lhaaa

  2. chris13jkt Avatar

    Asyik juga ceritanya gitu. Ada terusannya apa gak?

    1. sonofmountmalang Avatar

      Nggak ada sayangnya:p

komen sebagian dari blogging!:))

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: