Dear,
Empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Pernah ada air mata. Pernah ada putus asa. Pernah ada segala usaha. Pernah ada dokter ahli sperma, ahli darah, ahli kandungan, pernah ada insem, pernah ada ahli sel telur, pernah HSG dan ahli-ahlian lainnya. Setelah menyiksa tabungan, menyiksa emosi, menyiksa kesabaran, menyiksa doa kepada semesta raya dan semua Tuhan dan Non-Tuhan, semua benda mati, dari punya agama, pindah agama, ganti agama, bikin agama dan tidak beragama, akhirnya, kamu, yang sudah ditunggu sekian lama, hadir juga.
Lantas, menunggu sembilan bulan di perut ibumu pun menyiksa rasa penasaran. Apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu rasakan. Apa yang kamu dengar. Apa yang kamu gerakkan. Apa dan apa dan bagaimana ketika aku bilang,”NGOPI YUK!” lalu kamu menyembul di kulit perut tebal ibumu. Atau, bagaimana ketika aku menceritakan sebuah cerita sebelum tidur, kamu pun heboh bergerak seperti gelombang lautan tenang di Amed, atau, ketika kamu diputarkan musik, gerakmu semakin seru. Melihatnya, diibaratkan aku sedang diracuni seribu ton asap ganja dan merasakan kesenangan luar biasa. Tak terjelaskan logika.
Aku pun sudah menimbum banyak rindu untukmu. Begitulah rasa yang bisa aku ceritakan. Begitu menyenangkan bisa kedatangan seseorang sepertimu.
Selamat datang di semesta raya, malaikatku, Virgillyan Ranting Areythuza. Akhirnya juga, aku, kamu dan ibumu bisa menikmati kopi bersama sambil berbincang tentang perempuan berbaju seksi berlipstik merah darah dan belahan malas-malas manja, itu sudah pasti akan menjadi topik hangat kita! Hahaha! Berbincang tentang hidup, tentang puisi, tentang sastra, tentang agama, tentang filsafat, tentang jalan-jalan dan perjalanannya, tentang tempat-tempat seru untuk dikunjungi, tentang semesta dan tentang banyak hal.
Dan kini, seluruh energi semesta sudah siap menyambutmu, untuk memulai sebuah perjalanan seru bertiga.
Selamat datang, malaikat kecilku, Virgillyan Ranting Areythuza
Love you, bro!
“sonofmountmalang”