
Dua bulan tidak ke Bandung, ada banyak hal yang berubah. Bukit-bukit hijau mulai berubah jadi deretan rumah-rumah mewah. Hotel-hotel baru terus tumbuh. Guest house semakin banyak pilihan. Tempat nongkrong ada di setiap pengkolan. Di setiap tanjakan. Kemacetan semakin seru. Polusi semakin tebal. Cuaca semakin panas.
Dan ada satu hal, mungkin, yang tidak berubah. Mojang-mojangnya tetap bening-bening. Halah! Membuat udara Bandung yang semakin panas, rasanya jadi sejuk.
Semoga, pemerintahan Bandung sadar lingkungan dan berhenti mengacak-ngacak ruang hijau di Punclut atau pun Dago atau pun bukit-bukit hijau lainnya yang mampu meredam panasnya Bandung.
Okeh! Lupakan masalah Bandung. Saya cuma warga biasa yang tidak akan bisa mengubah kebijakan pemerintahan.
Seperti saya bilang tadi, setiap ke Bandung pasti ada tempat baru dan kali ini saya, dalam rangka merayakan ULANG BULAN RANTING YANG KE-6, mampir ke upper east café di Dago. Dago merupakan spot favorit saya untuk menginap dan duduk-duduk santai sambil ngopi dan melihat kota Bandung bermandikan cahaya ketika malam tiba.
Romantis, bukan?
Ranting belum mengerti arti nongkrong. Arti romantis. Arti mojang-mojang bening. Ini sih hanya kemauan saya saja. Alesannya Ranting ulang bulan. Ngeks!
Nah, kali ini tempat baru untuk nongkrong, yaitu upper east café. Tempatnya lumayan cozy dan menyajikan menu makanan berat, juga ringan. Plus ada kopi tentu saja. Meskipun tidak fokus pada kopi seperti Kopi Ireng. Dan sekali lagi, di Bandung, belum ada atau tidak ada tempat khusus yang menyajikan kopi-kopi dahsyat. Kali yak! Apa cuma perasaan saya saja.
Tapi kalau untuk urusan tempat nongkrong paling enak dengan pemandangan syahdu, ya Bandung juaranya. Dan yep! Nongkrong di upper east café enaknya saat malam. Berhubung saya bareng Ranting, jadinya hanya bisa siang-siang. Nanti deh ya, kalau Ranting bisa diajak nongkrong malam.
Yuk! Ke Bandung lagi.
“sonofmountmalang”