Sudah lama tidak menulis Dongeng Sebelum Tidur. Sekarang, pendengar DST ada dua. Ranting dan Tala aka anak dan emak. Biasanya juga, kebanyakan, rata-rata, dongengnya belum kelar, dua-duanya udah molor duluan.
Sebelum memulai dongeng, saya memutar aura hutan hujan, kicauan burung dan gemiricik air di sungai.
“Ranting sudah siap? Aku mau dongeng nih. Dongeng seru.”
Ranting yang belum bisa ngomong, tetapi mengerti, langsung merebahkan badanya dan tiduran di bantal.
Jaman aku kecil, Ting, kataku. Aku sering main ke hutan. Main di hutan itu seru. Aku bisa ngapain aja di hutan. Teriak-teriak. Manjat pohon. Nyari kayu bakar. Nyari rumput buat domba. Oh ya, nanti ada sesi ya serunya mencari kayu bakar di hutan. Bareng dua sahabatku. Nanti aku ceritain juga dua sahabatku itu.
Malam ini aku mau ceritain satu buah unik yang sering aku makan di hutan itu. Nama buahnya MARASI.
Kalau ke hutan, aku selalu diajarkan nenek dan kakek, katanya, jangan pernah takut kelaparan kalau tersesat di hutan. Ada air, ada daun, ada akar, ada batang dan banyak buah-buahan yang bisa dimakan. Salah satunya, ya itu, MARASI itu.
Marasi itu salah satu kategori buah ajaib yang bisa ditemuin di tengah hutan atau di sisi hutan dan di sisi sungai hutan. Nama latinnya Curculigo Latifolia. Kata nenek, kalau kurang tenaga atau haus, makan buah MARASI saja. Dijamin, katanya, badan kembali segar bertenaga dan minum air apa pun jadi MANIIIISSSSSS!
“Kok bisa manis?” Emaknya Ranting nanya.
MARASI itu mengandung senyawa Curuculin. Semacam protein yang memiliki rasa manis. Jadi, mau minum air apa pun, rasanya akan manis. Caranya sih gampang. Cari saja pohon MARASI dengan ciri-ciri berdaun lebar, tingginya paling 30 cm – 50 cm dan buahnya ada di pangkal dahan. Kaya salak gitu tempat berbuahnya. Warna buahnya putih seukuran kacang merah paling besar. Bagian dalam buahnya ada biji-biji berwarna hitam. Ambil yang sudah matang dan kunyah. Rasanya dingin sedikit berlendir. Kunyah-kunyah sampai lunak. Kalau cuma mau merasakan sensasi minum air jadi manis, lepehin saja. Kalau untuk mengisi energi saat lelah di hutan, telan saja.
Nah, kalau sudah mengunyah buah Marasi. Cari air. Airnya bisa dicari di banyak tempat. Bisa memotong bambu air dan minum airnya. Bisa pergi ke sungai di hutan. Mencari daun yang biasa bisa menampung air atau minum air bawaan dari rumah juga bisa. Kalau mau iseng lagi, bisa juga mencari buah CANAR atau buah SUSU SAPI yang asamnya seasam buah LEMON. Rasanya dijamin jadi manis kalau sudah mengunyah buah MARASI.
“Gimana? Seru kan? Kapan-kapan kita coba ya pas ke hutan.”
Nggak ada jawaban.
Keduanya sudah molor.
*buat yang penasaran seperti apa buah marasi, klik saja di google Curculigo Latifolia*
*marasi ini khasiatnya banyak, untuk mereka yang punya penyakit diabetes.*
*silakan browsing untuk apa saja khasiatnya*
“sonofmountmalang”