
Pernah mendengar Narkoba Digital dalam bentuk musik yang ada di Apps bernama I-Doser dan sempat heboh di sosial media. Tapi emang ya, sosial media kita ini, orang beol di jalan aja bisa jadi heboh. Apa saja bisa heboh. Bener kan?
Kembali ke Narkoba. Menurut para pakar yang mendalami kesotoyan, narkoba yang beredar dikonsumsi tidak hanya dalam bentuk obat-obatan. Semisal itu tadi, Narkoba Digital. Narkoba Digital dibagi-bagi lagi. Ada yang larinya ke Games Online, ke Path, ke Youtube, WhatApps dan banyak lagi Narkoba Digital lainnya, yang katanya, menurut pakar kesotoyan ini, Narkoba Digital lebih berbahaya dan eksistensinya tidak bisa ditolak atau pun dipidanakan.
Ada lagi narkoba yang sudah menjelma dalam bentuk kopi. Bukan kopi ganja lho ya, yang kaya di Aceh atau pun Dodol Ganja yang bikin kepala keliyengan terus seru sendiri. Ini kopi. Murni kopi. Kopi yang sudah menjadi narkoba dan tidak lepas dari ngopi sehari pun!
Rasanya, dunia hampa kalau tidak ngopi sehari. Gelisah. Resah. Seolah dunia mau kiamat. Apa pun dilakukan demi menikmati secangkir kopi. Sampai bela-belain jalan kaki untuk membeli kopi, bela-belain panggil panggil GOJEK dan kerja jadi nggak bisa konsen. Tangan ngetik, tapi otak isinya kopi, kopi, kopi dan kopi. Kecanduan yang sudah parah. Sama kaya orang kehabisan stock sabu sabu dan barang sejenisnya, yang lebih elit efeknya. Halah! Elit! Preett!
Selain kopi, selain narkoba digital itu tadi, selain agama, yang konon lho ya, bisa bikin mabuk kepayang juga dan membuat orang lupa daratan, selain minuman penuh alkohol, selain nonton bokep, selain TRAVELING, selain belanja, narkoba dalam bentuk apa yang kini sedang menghantui kalian?
Kalau saya, lebih baik putus cinta semiliar kali daripada nggak bisa ngopi sehari!
Tsahhh! Prettt!
“sonofmountmalang”