
Seluruh dunia tahu dahsyatnya bencana Lumpur Lapindo yang terjadi tahun 2006. Tapi mungkin belum semua orang berkesempatan melihat langsung lautan lumpur yang memendamkan enam belas desa di tiga kecamatan dan memberikan dampak mengerikan lainnya. Tidak usah disebutkan ya. Seluruh dunia sudah tahu dampak lingkunga, sosiologi mau pun psikologi. Saya tidak akan memperdalam dampak yang mengerikan itu yang telah dialami ribuan penduduk di sekitarnya.
Bagi sebagian orang yang pernah mendengar dan melihat di media, setidaknya pasti merasakan sebuah rasa penasaran. Ingin melihat langsung seperti apa bencana Lumpur Lapindo sekarang. Yang mungkin juga sudah dilupakan banyak orang.
Karena kebetulan saya sedang ada road show program TV untuk mencari THE BEST YOUNG ENTREPRENEUR yang diadakan Diplomat Success Challenge. Kebetulan juga kota pertama itu adalah Surabaya, maka selain kerja, kulineran, tidak ada salahnya menengok sisa-sisa bencana Lumpur Lapindo. Terbayang sih jeritan derita pada jamannya. Mungkin sampai sekarang masih merasakan perihnya terkena bencana Lumpur Lapindo.
Jadi kalau kalian masuk ke area Lumpur Lapindo, akan ada orang yang pernah menjadi korban bencana dan akan menjelaskan secara detail segala kejadian. Sekaligus jualan CD berisi kegiatan aktivist yang meneriakkan soal ganti rugi ke pemerintahan pusat.
Sementara teman saya mendengarkan penjelasan dari korban Lumpur Lapindo, saya jalan-jalan ke tengah lumpur yang sudah mengering. Selain saya, ada juga beberapa pengunjung lainnya. Mereka penasaran juga dengan sisa bencana. Toh juga, sebagian berpikir, ini tempat wisata baru. Padahal mah sih ini buat tempat wisata, tapi lebih ke Monumen Bencana. Kalau wisata, kesannya terlalu ironi. Sebab, ini semacam wisata di atas penderitaan dan bencana bagi korban Lumpur Lapindo. Duh! Serius banget sih bacanya. Eh, tapi benar kannn? Ini bukan tempat wisata lho meskipun sebagian orang bilangnya, “Wisata Baru Lumpur Lapindo.”
Buat kalian yang penasaran dan ingin melihat seperti apa wajahnya Lumpur Lapindo, silakan mampir dengan membayar uang masuk dan parkir “Tidak Resmi” sekitar 10.000 rupiah per orang dan melihat lebih dekat menggunakan ojek sekitar 30.000 rupiah per orang.
Selanjutnya, saya akan kulineran di Surabaya sebelum berlanjut ke Jogja dan kota lainnya.
Note: Berhubung Smartphone SAMSUNG GALAXY K ZOOM tercinta saya rusak dan tidak ada generasi ZOOM lainnya, maka SAMSUNG PROJECT digantikan dengan smartphone SAMSUNG S 8. Semoga hasilnya sebagus SAMSUNG GALAXY K ZOOM! Haistt! Pamerrrr! Seperti apa hasil jepretan SAMSUNG S 8? Cobalah kita jepret sana sini yuk!
SALAM JALAN JALAN SAMBIL KERJA!





















“sonofmountmalang”