
Kalau di beberapa camping ground sebelum-sebelumnya saya selalu mengeluhkan dengan kondisi malam hari tidak ada pemandangan amazing untuk nongkrong malam di depan tenda dan menikmatinya, kali ini hati saya senang. Malam hari bisa duduk-duduk di depan tenda sambil menikmati city light, dan pagi bisa menikmati matahari muncul dari balik gunung. Bisa dibilang, pemandangan di Batutapak Camping Ground ini memuaskan.
Kalau pagi, kalian harus bangun jam lima. Udara dingin, kabut dan terpaan angin, bikin mata kalian langsung melek. Untuk mengurangi dinginnya di tubuh, menyeduh kopi atau teh, lalu membuat pisang goreng dan duduk di bale-bale saung atau duduk santai di kursi depan tenda sampai matahari pelan-pelan terbit di balik Gunung Gede Pangrango. Untuk yang doyan selfie dengan matahari terbit, di sinilah kalian bisa membuat siluet dengan segala kondisi body kalian. Selain itu, bisa juga menikmati hangatnya matahari pagi sampai benar-benar keluar semua dan badan sedikit hangat.
kalau tidak percaya, cobalah tengok hasil jepretan SAMSUNG GALAXY S8. Aiihhh! Pamer. Habisnya, bawa Canon DSLR sama sekali nggak dipakai. Selain berat, juga nggak simple yah. Lebih cepat dan untuk blogging doank sih cukuplah pakai SAMSUNG GALAXY S8. Check it out!










Setelah kenyang melihat sunrise, dan kemudian perut lapar, kalian bisa menikmati sarapan pagi sambil menikmati pemandangan di jauh sana. Jangan lupa untuk mengenyangkan perut, karena setelah kalian kenyang, kalian bisa membakar kalori dan lemak dengan tracking ke Taman Nasional Gunung Salak Halimun, ke Kawah Ratu, Situ Hiang. Kalau energi cukup banyak dan kuat, kalian bisa tracking ke Gunung Sumbul, puncak Gunung Salak, Puncak Mossa, Prabu Salak dan Kencana.












Yah, kalau kaki kalian kuat. Kalau nggak kuat, ya cukup sampai ke Kawah Ratu saja, lalu balik ke kempingan dan bermain air saja di bawah. By the way, selain kalian bisa menikmati kemping di atas, juga bisa di sisi kali. Mau? Cuma lokasi ini diperuntukan bagi kalian yang dengkul dan napasnya masih kuat naik turun tangga curam.










Kenyang bermain air sampai menggigil, sorenya kita bisa menikmati kabut menyerbu perkempingan. Sekali lagi, kita bisa menyeduh kopi, teh dan menikmatinya bersama pisang goreng. Untuk yang suka kabut, nikmatilah sepuasnya di sini. Sayangnya ya, kita tidak bisa menyimpan kabut itu di toples untuk dibawa ke Jakarta. Sementara kalian nikmati saja sepuasanya di sini.

Kalau sudah malam, siapkan DSLR kalian untuk bisa meng-capture city light. Karena saya malas mengeluarkan DSLR plus juga lupa membawa tripod, jadinya pakai Samsung S8 sajahlahyah. Hahaha! Pamer banget sik! Ya, abisnya beneran ribet pakai DSLR. Next time lah saya akan gunakan kembali DSLR-nya ya. Supaya hasil fotonya lebih maksimal. Memang kalau pakai smartphone sih tidak sebagus DSLR kalau menangkap city light. Meski juga pakai Samsung S8 tidak sememuaskan Samsung K ZOOM yaaaa!
Cobalah yuk cek hasilnya.







“sonofmountmalang”