Leak atau Liak itu bukan setan atau hantu atau ilmu hitam menyeramkan ternyata. Leak itu adalah Ilmu Pengiwa atau Ilmu Kiri. Merupakan salah satu metode meditasi Tantra khas Bali dan bukan ilmu hitam seperti omong kosong orang-orang yang tidak memahami sejarah Leak. Leak sendiri berasal dari kata LINA AKSARA, artinya HILANGNYA AKSARA, lantas menjadi LIMA AKSARA atau PANCA AKSARA. Kesimpulan selanjutnya adalah Ilmu Leak adalah Ilmu Aksara, di mana AKSARA menjadi komponen penting dalam Tantra.
Tantra sendiri merupakan salah satu filsafat yang pernah heits di seluruh Nusantara, ketika Indonesia belum menjadi kacau balau kaya sekarang ini, lebih tepatnya filsafat ini pernah menjadi trending topik pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Filsafat Tantra di Bali berkembang di era Mahendradatta dan Kebo Parud. Siapa mereka? Browsing sendiri lah yah. Makanya, penting banget BELAJAR SEJARAH KERAJAAN NUSANTARA beserta cerita rakyatnya.
Apa itu Filsafat Tantra? Filsafat Tantra memandang manusia dalam kesejatiannya adalah Tuhan. Mirip-mirip Siti Jenar yah. Tentunya Tuhan dalam konsep Hindu dan Budha. Kalau dalam agama lain, bisa dibakar hidup-hidup yang menyebarkan ajaran Filsafat macam gini.
Sebabnya juga, besar kemungkinan, masing-masing kita menciptakan diri kita sebagai yang MAHA, seperti juga Tuhan. Poinnya, kita bisa jadi Tuhan bagi diri kita sendiri, namun dengan batasan-batasan tertentu. Nah, metode Meditasi Tantra merupakan cara kita melepaskan batasan-batasan personal secara perlahan sehingga pada saatnya manusia bisa menghayati kembali dirinya sebagai Śiwa dalam ajaran Budha – Hindu, Sang Hyang Widhi dan Tuhan pada ajaran lain. Meditasi Tantra tentu saja dilakukan dengan mengolah energi atau Shakti, yang merupakan komponen filosofis penting dalam Tantrisme.
Untuk yang pernah mengikuti kelas MEDITASI, pasti mengenal gelombang Alpha, Betha, Tetha dan Delta. Mungkin kaum Tantrisme ini pada zaman sedang boomingnya filsafat tersebut, mereka sudah dengan mudah melakukan loncatan-loncatan meditasi dalam hitungan menit dan kalau membaca lebih jauh, beberapa tahapan meditasi bisa dilakukan untuk melakukan penyembuhan terhadap orang lain, pun diri sendiri. Hal ini dikarenakan kekuatan energi MAHA POWERFUL yang dihasilkan dari meditasi. Itulah mungkin bagi kaum ilogical dengan mudah menyimpulkan bahwa kaum petapa atau orang-orang yang meditasi berhari-hari tanpa bergerak dianggap sebagai seorang yang sedang mendalami ilmu hitam.
Anggapan tentang Leak merupakan Ilmu Hitam ini pun diperkuat dengan cerita rakyat tentang Calon Arang yang sampai saat ini tidak diketahui siapa pengarangnya. Tahu kan cerita tentang Calon Arang? Janda kejam penguasa Ilmu Hitam yang sering merusak hasil panen dan mendatangkan penyakit. Kalau mau lebih lanjut ceritanya, baca saja DONGENG CALON ARANG. Kalau tidak, nanti saya dongengkan ke anak dan kemudian saya tuliskan di sini ya. Hohoh!
Nah, kalau dilihat lebih jauh soal budaya Bangsa Indonesia, itu paling mudah mengarang cerita dan menyebarkanya, lalu seluruh orang percaya dengan cerita tersebut. Ada jutaan cerita ngarang aka HOAX di era modern seperti sekarang ini dan jutaan juga percaya akan cerita itu. Yeee kaann! Apalagi zaman baheula di mana zaman para raja, pastinya akan mudah menyebarkan HOAX. Hahahha! Zaman Jokowi aja semua orang kemakan HOAX. Weee!
Kalau menurut saya, orang yang mengarang keburukan dan kekejaman tentang CALON ARANG di Bali atau di Tanah Jawa adalah mereka atau sekompok yang tidak suka dengan tokoh tersebut. Mungkin tokoh tersebut melakukan gerakan-gerakan atau mendobrak norma-norma yang ada, sehingga mengancam eksistensi sebuah kelompok, maka diciptakanlah isu kejamnya Calon Arang. Sama juga kan menyebarkan keburukan Jokowi atau lawan politiknya supaya yang termakan isu menjadi benci sampai mati, sehingga lahirlah dua kaum paling nista di dunia Indonesia ini, Kaum Cebong dan Kaum Kampret! Wkwkkwkw
Oke! Back to Leak!
Sebab, jika dilihat secara kesejarahan dan berkembangnya cerita, lahirnya cerita Calon Arang atau Rangda (Rangda artinya Janda atau dalam bahasa Sunda itu Randa) bersamaan dengan berkembangnya Filsafat Tantra atau Leak, yang kebetulan di Bali dikembangkan oleh Mahendradatta, Ratu Bali dari Jawa, sekaligus emaknya Raja Airlangga. Dia adalah perempuan yang diasingkan dari Tanah Jawa ke Bali karena dianggap melakukan perbuatan sihir terhadap dua permaisuri Raja Dharmodayana.
Mungkin Mahendradatta memiliki pemikiran-pemikiran yang lebih maju dari perempuan Jawa lainnya, sementara pada zaman kerajaan, sistem yang berkembang adalah sistem patriarkal dan bisa jadi Mahendradatta melakukan gerakan untuk kaum wanita. Untuk menghambat gerakannya dan perkembangannya, dia diasingkan dan diberi stempel jelek tentangnya. Lalu didukung dengan kejadian-kejadian yang secara ilmu disebut COCOKLOGI, mengait-ngaitkan suatu kejadian dengan sesuatu benda atau mahluk hidup. Maka, jadilah cerita Calon Arang digambungkan dengan LEAK dan sudah kadung menyebarluas, lalu didukung dengan cerita atau karangan tertulis oleh seorang pengarang dan semakin firm-lah Ilmu Leak – Calon Arang. Sementara itu, konon, niatnya penulis mengarang cerita tentang Calon Arang adalah mau memberikan gambaran sekaligus kritik terhadap diskriminasi kaum wanita pada zaman kerajaan, namun disalahartikan karena nalarnya tidak sampai.
Selanjutnya, cerita tentang LEAK, Calon Arang, Rangda dikembangkan, diberi bumbu, dipelihara, dikasih gimmick dan menyebar dari mulut ke mulut setelah ditambah-tambahkan, jadilanya cerita LEAK seperti sekarang. LEAK begitu menyeramkan, menakutkan dan bisa menimbulkan kematian jika melihatnya.
Legenda masyarakat Bali menyebutkan bahwa ada banyak jenis leak, seperti berubah menjadi Api, Monyet, Anjing, Celuluk, Rangda, Garuda Emas dan Badé Emas. Perubahan wujud tersebut biasanya juga menentukan tingkatan Ilmu Leak yang dikuasai. Namun dalam Lontar ILMU LEAK sendiri, jenis dan tingkatan ini tidak ditemukan. Bisa dikatakan, kepercayaan masyarakat terkait tingkatan Ilmu Leak dan jenisnya ini tidak lebih merupakan legenda yang dipopulerkan cerita masyarakat seperti Calonarang.
Jadi, itulah kenapa saya selalu diwanti-wanti kalau ke Bali, jangan pergi sendirian pada malam hari karena bisa saja ada LEAK TERBANG di atas kepala kita dan sedang mencari mangsa untuk menyempurnakan ilmunya.
Oh ya, benar saja. Ketika saya sendirian di pesisir Pantai Amed, LEAK dalam bentuk BOLA API melesat di atas langit. Orang Gunung Malang menyebutnya Hantu Caruluk, orang Bali menyebutnya LEAK, saya menyebutnya Bintang Jatuh. Begitulah, puluhan LEAK atau Bintang Jatuh melesat setiap menit di atas LANGIT AMED. Menyenangkan, menenangkan dan dinikmati sendirian sambil menyiapkan kamera.
Inilah pemandangan paling menakutkan, sekaligus mengharukan dan momen bagi saya untuk bermeditasi lebih dalam, melihat diri hanyalah remah-remah CHIKI BALLS di luasnya SEMESTA KECIL GALAKSI BIMASAKTI atau orang-orang pinter menyebutnya Milky Way.
Inilah hasil semalaman nongkrong di pesisir Amed hanya demi mengabadikan Milky Way sembari sesekali melihat Bintang Jatuh sambil ngopi. Jadi, keluar malam-malam di Bali nggak usah takut LEAK ya. Takutlah sama penjahat yang bisa menodongkan pisau atau senjata kapan saja dan di mana saja.
SELAMAT MENIKMATI MILIARAN LEAK DI LANGIT BALI TIMUR – AMED, APA KABAR VILLAS!
Note:
Perlengkapan untuk menangkap Milky Way di Amed
Canon EOS 550D
Lensa 10-22 MM
Tripod
Secangkir Kopi
Apps StarTracker dan tanpa ini pun bisa melihat Milky Way di Amed dengan mata telanjang
ISO 1600 – 3200
Shutter Speed explore 15 – 30 seconds
Jam: 19.00 – 00.00, karena semakin malam, posisi milky way di amed semakin di atas kepala dan semakin kurang ciamik, kecuali posisi kita berada di bukit, sementara saya posisi di pantai.
Selamat mencoba kalau ke Amed ya!
“sonofmountmalang”