Untuk urusan kebun mengebun, terlebih teh, saya selalu ingin menulis penuh rasa dan cinta. Namun terkadang bahasa dan kata-kata saya kini lebih sering mengalami pengenduran semangat. Tetapi untuk kali ini, saya akan menuliskannya penuh dengan rahmat cinta kasih teramat dalam, karena ini menyangkut memori masa lalu bersama seorang gadis di kebun teh. Mungkin itu salah satu penyebab kenapa selalu muncul sebuah memori ketika berada disekitar perkebunan teh. Seolah ada layar di depan mata, menunjukkan semua kejadian di masa lalu. Menyenangkan tanpa batasan, rasa risau bahkan galau.

Kalau tidak salah, ada belasan tulisan lainnya tentang memori kebun teh ini. Saya selalu menuliskannya lagi walau berbeda cerita, namun setting-nya tetap kebun teh.

Kebun teh menjadi semacam café, lounge, tempat party, tempat hangout, hura-hura huru hara, melepas penat dan tempat mencari kesenangan hidup di masa lalu. Karena di sinilah salah satu surga di kaki gunung malang, untuk semua anak laki-laki dan perempuan. Selain sawah, sungai, kebun cengkeh dan kebun kopi.

Cerita tentang kebun teh memang tidak akan pernah habis dalam 200 halaman tulisan. Tetapi saya akan merangkainya pelan-pelan. Jadi tidak perlu 200 halaman untuk menceritakan satu kejadian. Cukup beberapa ratus kata saja. Walau pun tidak akan pernah ada habisnya menuliskan memori tentang kebun teh.

Kebun teh, selain untuk bermain,juga tempat asik sunyi sepi untuk pacaran ala-ala cinta kunyuk. Ingatanlah dibawa ke wajah seorang gadis paling bahagia sedunia perkebunan teh. Sebut saja Bunga namanya. Bukan nama sebenarnya. Gadis berambut lurus tebal, bibir melentun gmerah, mata putih hitam berbinar, pipi semu merah terpapar matahari bercahaya di atas setengah kepala dan payudaranya masih sebesar mangga mentah gedong gincu tanpa beha.

Udah, itu aja tulisannya. Hahahah!

Lupakan soal gadis bernama Bunga,bukan nama sebenarnya. Kita bahas saja salah satu tempat piknik dengan sunrise hangat dari balik bukit, mencahayakan desa di Pangalengan, lalu ketika sore, senja sewarna lembayung mewarnai desa.

Jika ingin menikmati keduanya, di pagi buta berlarilah ke bukit di perkebunan teh Kertamanah, lalu duduk dari gelapnya subuh hingga kabut di atas pedesaan perlahan diusir siang bersama kicauan burung. Begitulah pun sore menjelang malam, asalkan saja tubuh tahan diterpa anginnya dingin malam. Itulah kenapa disarankan untuk jalan bersama pasangan supaya ada kehangatan di balik pelukan, sentuhan dan entahlah apaan lagi, asalkan jangan ketahuan manusia sirikan. Nanti bisa diarak keliling perkebunan tanpa pakaian.

Untuk menghindari itu, maka nikmati saja suasana pedesaan di butanya pagi hari dan di jelang butanya hari malam.Sekedar merelaksasikan diri dari kepikukan hidup di kota besar sembari menyesap udara segar.

Sekian! Selamat berpiknik di kebun teh,bersama gadis pujaan hati!

“Jalan setapak untuk balapan mobil-mobilan dari bambu dengan roda kayu atau adu balap lari nanjak atau lari mengejar layang-layang putus, atau lari karena baru diputusin. Eaaaaa!

“sonofmountmalang”


4 responses to “Bercinta di Kebun Teh Kertamanah, Pangalengan, Bandung Selatan!”

  1. bukanrastaman Avatar

    udah mikir tempat bercinta di kebun teh #eh

    Tapi asik sih emang view kebun teh itu

komen sebagian dari blogging!:))

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: