Pernahkah terpikir, dalam hidup, bahwa setiap memori yang tersimpan di kepala kita, ada sebuah soundtrack pengiring sebagai circir, yang akan kembali berbunyi ketika tanpa sengaja soundtrack itu terputar, memutar ulang detail setiap kejadian. Walau hanya sebatas senyum ringan, cerita, keluh kesah, rasa tak berbahasa, membusuknya pendaman cinta.
Bagi saya, soundtrack itu adalah salah satu jenis kopi, yang menyimpan sebuah rekaman, mungkin usang, namun tidak akan pernah hilang begitu saja. Sporadis kemunculannya di waktu tak tertentu.
Tetapi ini kali saya sengaja mengingatnya, salah satu soundtrack, ANOMALI. Di sofa merah, di sudut jalan, menghadap kaca, jalanan berlalang mobil, sisa hujan bergelayutan, menahan dirinya untuk tidak jatuh ke permukaan tanah, dan enggan meresap ke dalamnya. Bisa jadi, ia, ingin mendengar apa yang sedang kami, berdua, obrolkan. Tidak penting, namun penting demi mengisi kekosongan waktu.
Saya dan terduduk seorang perempuan di depan, wajah semi melankoli, belahan dada tipis, entah sengaja atau tidak, bibir basahi ia dari secangkir Wamena, semu pahit, ringan di suhu 50 derajat. Siapa perempuan yang kurang beruntung itu?
Sampai di sini ya ceritanya. Akan saya lanjutkan ketika mood saya lagi naik. Semangat ngopi bersama orang-orang yang kalian cinta. Lagi malas nulis, tapi sama wordpress diultimatum kalau nggak nulis bakal di-banned! Oke, saya akan kembali rajin menulis.
“sonofmountmalang”