Category: dunia ranting
-
Dongeng (50); Buah Canar
Oke, Ting. Siap-siap ya. Malam ini aku akan cerita tentang salah satu buah yang bisa dimakan di hutan. Karena sudah lama ya aku tidak cerita sebelum tidur. Jadi. Dulu. Ketika aku masih kecil. Di kaki Gunung Malang, kerjaanku sering keluar masuk hutan. Jadi, salah satu yang harus dikuasi adalah, tahu seluk beluk hutan dan buah-buahan, […]
-
Dongeng (49); Pesawaaaaat Bagi Duit Dooooonngggg!
Dulu. Ketika aku masih sangat keciiiillll sekali. Di kaki Gunung Malang. Aku sering mengejar pesawat di tengah sawah. Begitulah awal dongeng pengantar tidurku untuk Ranting. Jadi, Ting. Dulu, ada satu hal yang selalu aku lakukan dan teman-teman aku lakukan, di mana pun dan kapan pun saatnya tiba. “Kenapa ngejar pesawat?” Kata nenek aku, sewaktu dia […]
-
Surat Cinta untuk Virgillyan Ranting Areythuza (6)
Dear, Ranting…. Selamat ULANG TAHUN! *sorry ya baru nulis surat, sibuk pitching:))!* Jika saja waktu bisa diputar ulang, aku ingin sekali lagi, merasakanmu belajar guling-guling, belajar merangkak dan belajar tertatih-tatih di antara meja-meja serta kursi. Tetapi ya Ting, waktu kan terus bergerak mengikuti poros semesta apa pun yang terjadi di galaksi ini, jadi aku tetap […]
-
Dongeng (38) Mencari Rumput
Sekarang, malam ini, aku mau dongengin soal rumput ya. “Kamu tahu, kan? Ting? Rumput?” Ranting diam saja. Ia hanya melirik ke arahku, kemudian menarik ujung jari-jariku. Ia menggenggamnya. Memainkannya dengan ujung jempol. Sesekali terasa kukunya menekan ujung jari. Ia memang suka iseng. Kadang suka mencubit kecil-kecil, namun tidak begitu sakit. Rumput, di kaki Gunung […]
-
Dongeng (37) Si Unyil
Malam ini aku akan dongengin soal Si Unyil ya. Tapi bukan tentang Si Unyilnya sih. Ini tentang bagaimana susahnya mau nonton Si Unyil. Bertepatan juga dengan hari di mana Pak Raden meninggal. Sekalian mengenang serunya hidup di jaman dulu. “Kamu sudah siap dengerin dongeng, Ting?” Ranting sudah rebahan di sebelah saya. Dia sudah mulai […]
-
Surat Cinta untuk Virgillyan Ranting Areythuza (5)
Dear, Ranting Lama ya tak menulis surat untukmu. Maklum lah. Aku sibuk. Banyak kerjaan. Banyak nongkrong. Dan banyak alasan lainnya untuk menulis. Maaf yak! Nggak terasa banget ya. Beberapa bulan lalu kamu masih merangkak. Beberapa bulan lalu, kamu masih merambat. Beberapa bulan lalu, kamu tertatih-tatih. Sekarang, aku ngos-ngosan, Ting, mengejarmu. Maklumin juga ya, aku sudah […]
-
sore-sore manis manis santai
Selain doyan jalan-jalan nggak penting, nongkrong nggak penting, bercocok tanam nggak penting, saya juga punya hobi nggak penting lainnya. Apalagi kalau bukan masaaaakkk! Haks! Memasak itu hobi yang seru, apalagi kalau jelang sore-sore sambil nunggu burung di depan rumah nyiapin diri untuk tidur di pohon depan rumah. Lebih seru lagi sih kalau hujan. Cuma sayang […]