
Perjalanan Gagarutan kali ini berhenti di titik tertinggi kota Garut. Titik dimana pemandangan bebukitan lepas membentang seluasan samudera. Bebukitan-bebukitan ini merupakan bekas hutan yang tinggal petakan-petakan tanah pertanian. Melihatnya seperti kepala bapak tua yang sudah botak. Tinggal menunggu bencana longsor saja. Kemudian kita menyebutnya takdir, tetapi semua itu hasil karya kemarukan manusia. Keindahan bukitan-bukitan Garut yang seharusnya hijau membiru, di beberapa bukit terlihat memerah tanah. Gersang menyedihkan. Inilah puncak terdingin layaknya Dago atau Puncaknya Bogor. Di sini banyak ditemukan vila-vila untuk keluarga, tempat bermain air langsung dari Kawah Darajat. Ini merupakan pusat hiburan paling ramai dikunjungi wisatawan lokal yang ingin merasakan dinginnya udara dan panasnya air dari perut gunung.
Lalu apa istimewanya Puncak Darajat? Harusnya ini tempat istimewa. Bisa dibuat seperti wisata di Swiss (kaya pernah ke Swiss saja!) Harusnya bisa dibuatada kereta gantung, roller coaster paling mengerikan sedunia, kolam air di atas awan, kolam renang di puncak dunia, tempat makan paling romantis sesurga-neraka, tracking mematikan untuk sepeda dan agrowisata dan banyak sekali kesempatan lainnya. Sayang, Puncak Darajat hanya sekedar puncak dengan vila-vila dan kolam renang berair hangat alami. Tidak ada sesuatu yang begitu istimewa, kecuali pemandangannya yang sedikit menyedihkan, deretan bukit yang botak! Saya seolah-olahnya terjebak di panorama ironi, keindahrusakan. Halah!
Yah! Begitulah! Indonesia. Tidak serius menangangi wisata yang berjuta-juta lebih bagus dari negeri Malaysia, Singapura dan negeri lainnya. Pemerintah setempat terlalu sibuk dengan urusan KORUPSI dan satu lagi, mereka terlalu sibuk dengan urusan KAWIN. Tuh, lihat saja bupati muka bokep macam Aceng Fikri, otaknya terlalu kotor. Jangan berharap bisa mengurusi wisata Garut, yang ada malah semua gadis Garut dia nikahi. Sakit jiwa! Lho? Kok jadi emosi begini? Hahhaha!
Ya, sudahlah. Daripada rusuh nih lama-lama tulisannya lebih baik saya akhiri perjalanan Gagarutan saya sampai di Puncak Darajat. Kita akan ketemu di TRAVELING selanjutnya. Sementara ini, saya akan kembali menulis mimpi diselingi ceceran foto-foto sambil diselingi tulisan-tulisan sisa liburan di kota lainnya di Indonesia.
Kota lainnya di Indonesia? Amin! Semoga saya bisa ke Kalimantan, Sumatera, NTT, NTB, Ambon, seluruh pulau Jawa, Sulawesi, Papua dan pulau-pulau serta kota-kota lainnya di Indonesia!
Selamat menikmati!
Adios!



“sonofmountmalang”
Catatan: Puncak Darajat ini kawahnya dikelola Chevron, jadi tidak bisa masuk ke area kawahnya.Hiks!