
Salah satu kegiatan malam hari paling seru lainnya adalah berburu sarang lebah sengat. Itu tema dongeng sebelum tidur malam ini, lebah. Siap-siap dengerin ya.
Penduduk di kaki Gunung Malang pemakan segala, kecuali babi. Lebah sengat merupakan makanan favorit dengan cita rasa sensasional. Gurih, lezat, kaya protein dan enaknya selangit!
Untuk berburu sarang lebah sengat, biasanya, siangnya mengintai sarang lebah paling besar. Ukuran sarang lebah yang diburu harus seukuran ember. Minimal seukuran bola sepak. Kalau tidak begitu ngebet banget, sarang lebah seukuran bola sepak ditunggu selama dua minggu atau sebulan hingga ukurannya sebesar dua kali ukuran bola sepak.
Lebah sengat bersarang di pohon dengans ketinggian 20 meter. Sarangnya sulit diambil. Itulah sebabnya, dibutuhkan pengintaian di siang harinya. Jika sudah mengenal medannya, malam harinya siap berburu.
Alat yang dibutuhkan untuk berburu lebah sengat itu sangat sederhana. Ember besar, bambu sepanjang 10 meter atau lebih, minyak tanah dan kain bekas. Langkah selanjutnya, ujung bambu dililit-lilit kain hingga membuntal tebal seukuran dua kepalan lengan dewasa. Minyak tanah disiramkan ke buntalan kain di ujung bambu. Minyak tanah biasanya disiramkan ke buntalan kain jika sudah berada di dekat pohon tempat lebah sengat bersarang.
Ada dua cara berburu lebah sengat ini. Cara pertama, dengan menyambung bambu supaya buntalan ujungnya bisa mencapai sarang lebah. Cara kedua, salah satu pemburunya naik ke pohon hingga mencapai tinggi yang diinginkan.
Selanjutnya, jika posisi sudah pas ujung buntalan yang sudah disiram minyak tanah dinyalakan. Apinya diusahakan sebesar mungkin. Ini pertaruhan disengat atau tidak. Api besar tersebut tinggal disulutkan saja ke sarang lebah sengat. Fungsinya, tentu saja untuk mengusir sekaligus membunuh lebah sengat dewasa. Kalau sudah merasa aman dari lebah dewasa, sarang lebah sengat diambil dengan cara ditebang dahan tempatnya bersarah atau cukup dipotong bagian ujung sarang supaya terlepas dari dahannya. Di bawah sudah disiapkan ember untuk menampung sarang lebah. Sekali lagi, pastikan lebah sengat dewasanya sudah mati atau setidaknya kabur entah kemana. Jika masih ada, bersiaplah disengat. Jangan tanya sakitnya seperti apa ya. Rasakan sendiri. Palingan jejeritan. Makanya, diusahakan api untuk membakarnya sebesar mungkin.
Sarang lebah dibawa ke rumah. Di sana sarangnya ditaruh di nampah besar untuk kemudian dibongkar sarangnya dan diambil telur atau bayi lebahnya.
Jika sudah selesai diambilin, langkah selanjutnya adalah memasakan anak lebah sengat. Caranya pun tidak rumit. Dipepes dengan bumbu-bumbu berupa rempah-rempah atau cukup dioseng-oseng menggunakan minyak sedikit, bawang merah, bawang putih, bawang daun, cabai dan bumbu lainnya.
Selanjutnya, tahu dong, yaitu MAKAANNN! Nyam-nyam! MAU?






“sonofmountmalang”